Fans Arsenal Ngamuk Bikin Gempar, Tuduh VAR Berpihak
![Fans Arsenal Ngamuk Bikin Gempar, Tuduh VAR Berpihak Ke Tim Lawan](https://doublecrown-nyc.com/wp-content/uploads/2024/12/var.jpg)
Fans Arsenal Ngamuk Bikin Gempar, Tuduh VAR Berpihak Ke Tim Lawan
Fans Arsenal Ngamuk Bikin Gempar. Akhir pekan lalu, atmosfer di Stadion Vitality, Bournemouth, memanas. Kekalahan Arsenal yang kontroversial menyulut kemarahan fans The Gunners, yang tak segan-segan melontarkan tuduhan serius kepada wasit Robert Jones. Teriakan “penipu” dan “Liga Primer korup” menggema di seluruh stadion, melukiskan gambaran betapa frustrasinya fans Arsenal terhadap keputusan-keputusan wasit.
Bukan hanya di stadion, di jagat maya pun perdebatan sengit tak terelakkan. Tagar #VAR dan #PremierLeagueCorruption mendadak menjadi trending topik. Para penggemar sepak bola, khususnya pendukung Arsenal, membanjiri kolom komentar dengan berbagai macam pendapat dan tudingan.
Teknologi Video Assistant Referee (VAR) yang seharusnya membantu meningkatkan akurasi pengambilan keputusan justru seringkali menjadi sumber kontroversi. Banyak fans yang merasa bahwa VAR justru memperumit permainan dan membuat keputusan menjadi lebih bias.
Kartu Merah Saliba: Keputusan Tepat atau Konspirasi?
Insiden kartu merah yang menimpa William Saliba saat Arsenal kalah dari Bournemouth telah memicu perdebatan sengit di kalangan penggemar sepak bola. Banyak yang mempertanyakan apakah keputusan wasit untuk mengusir Saliba sudah tepat. Dalam pertandingan tersebut, Saliba melakukan pelanggaran terhadap Evanilson saat pemain Bournemouth itu berlari mengejar bola.
Wasit pada awalnya memberikan kartu kuning sebagai hukuman. Akan tetapi, setelah dilakukan pemeriksaan ulang menggunakan sistem VAR, wasit menilai bahwa pelanggaran tersebut lebih serius dan layak diberikan kartu merah. Nah, disini konspirasi panas di mulai! Keputusan ini dinilai terlalu keras dan tidak adil oleh sebagian besar Fans Arsenal.
Insiden serupa juga terjadi pada pertandingan Chelsea melawan Liverpool. Di laga itu pelanggaran juga di lakukan oleh Tosin Adarabioyo terhadap Diogo Jota. Tapi, VAR tidak memberikan kartu merah kepada Adarabioyo. Manajer Arsenal, Mikel Arteta, yang biasanya vokal dalam mengkritik keputusan wasit, kali ini terlihat lebih tenang.
Meskipun ia tetap mengeluhkan keputusan VAR, Arteta tidak secara terang-terangan menyatakan bahwa keputusan tersebut salah. Hal ini mengindikasikan bahwa bahkan Arteta pun mengakui bahwa keputusan kartu merah terhadap Saliba cukup beralasan.
Konspirasi VAR: Fans Arsenal Tuduh Wasit Berpihak ke Liverpool
Banyak penggemar Arsenal meyakini bahwa wasit VAR, Jarred Gillett, seorang warga Australia, memiliki bias terhadap Liverpool. Mereka berargumen bahwa Gillett, yang diduga merupakan penggemar berat The Reds, sengaja memberikan keputusan yang merugikan Arsenal untuk menguntungkan rival mereka. Tuduhan ini semakin menguat dengan fakta bahwa Gillett belum pernah ditunjuk sebagai wasit dalam pertandingan Liverpool di Liga Premier.
Gol Kontroversial City vs Wolves: VAR Lagi-Lagi Jadi Sorotan
Kemenangan dramatis Manchester City atas Wolves di akhir pertandingan kembali memicu perdebatan sengit di kalangan penggemar sepak bola. Gol kemenangan yang dicetak oleh John Stones menjadi sorotan utama, khususnya terkait posisi Bernardo Silva yang berada di dekat gawang saat bola mengarah ke gawang.
Situasi seperti ini seringkali menimbulkan perdebatan karena aturan offside sendiri memiliki banyak interpretasi. Dalam kasus gol City, bisa dibilang Silva cukup dekat untuk mengganggu pandangan Sa. Namun, bola yang mengarah ke gawang juga tidak secara langsung mengenai Silva. Hal ini menciptakan area abu-abu yang sulit untuk diputuskan secara pasti.
Menariknya, ketika insiden serupa terjadi pada pertandingan lain, reaksi para penggemar dan bahkan pelatih bisa sangat berbeda. Misalnya, ketika Wolves memiliki gol yang dianulir dalam situasi yang mirip, manajer mereka, Gary O’Neil, menyebutnya sebagai “salah satu keputusan terburuk yang pernah saya saksikan”.
Namun, dalam kasus City, O’Neil tampak lebih menerima keputusan wasit. Penggemar merasa bahwa pemilik klub yang kaya raya lebih mementingkan keuntungan finansial daripada nilai-nilai sepak bola itu sendiri. Inilah yang kemudian membuat para fans semua merasa kehilangan kendali atas tim yang dulunya mereka elu-elukan. Akibatnya, banyak penggemar yang merasa frustrasi dan mencari kambing hitam, salah satunya adalah wasit.